Terkadang saya malu ketika teman atau saudara bertanya 'Kuliah dimana? Jurusan apa?'. Apalagi yg bertanyanya itu teman yg kuliah di Universitas Waw dg jurusan Wow. Sedangkan saya hanyalah kuliah di kampus daerah dg jurusan PGSD.
Tapi, setelah lama bersemedi dn mencari ilham, akhirnya muncul juga rasa percaya diri itu. Seiring dg motivasi dari ayah yg mengatakan bahwa 'Kalau tidak ada guru apalagi guru SD, tidak akan pernah ada dokter, profesor, bahkan presiden'.
Karena apa? Memang pekerjaan guru SD terlihat mudah. Hanya mengajarkan 1+1=2, dan I-NI I-BU BU-DI. Juga bekerjanya hanya sebentar. Berangkat jam 7pagi dan jm 12siang sudah kembali ongkang-ongkang kaki di rumahnya.
Tapi, sadarkah kita jika tak ada yg mengajarkan 1+1=2 tentu kita tidak akan dapat menghitung angka2 yg lebih besar seperti bilangan avogadro dan atau bilangan-bilangan yg kecil seperti bilangan desimal? Juga jika tak ada yg mengajarkan kita I-NI I-BU BU-DI kita tidak akan pernah tahu buku-buku sejarah, ilmu pengetahuan, dan keagamaan yg akan mencerdaskan kita. Dan walaupun hanya dididik sebentar, tapi sepanjang hayat ilmu yg mereka beri akan tetap berguna. Betul tidak? Cobalah kita sejenak merenung. Kembali ke memori SD kita. Betapa besar pengorbanan dn kasih sayang guru kita.
Maka, kini saya akan berseru dg lantang dan bangga CITA-CITAKU MENJADI SEORANG GURU. Dan saya persembahkan kebanggan saya pada semua guru di penjuru dunia ini.
'Guruku tersayang, guru tercinta, tanpamu apa jadinya aku? Tak bisa baca tulis, mengerti banyak hal. Guruku, TERIMA KASIHKU.' (Guru Tersayang : AFI Junior)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar