Pages

Pages - Menu

Senin, 30 Mei 2011

Dan Kau Lilin-lilin Kecil

Belakangan ini epelen yg menjadi pemasok listrik ke rumah kami nampaknya sedang agak usil. Memati-nyalakan aliran listrik seenaknya. Seperti tengah malam tadi, yg tiba-tiba lampu mati, nyala sebentar, mati lagi, nyala lagi. Seperti berdisko. ckck. Saya yg sangat tidak biasa dg gelap otomatis langsung mencari penerangan lain. Dan yg paling sederhana dan mudah didapat adalah si putih panjang, LILIN.

Ngomong-ngomong soal lilin, kebetulan menemukan sebuah artikel dari koran PERCIL tentang lilin. Saya coba meramunya dg pengetahuan saya. Inilah kisah lilin-lilin kecil itu.

Sebenarnya, pada zaman sebelum ditemukan listrik, lilin dan lampu minyak menjadi sumber penerangan utama. Lilin termasuk temuan paling awal dari dunia primitif. Sejarah mencatat bahwa orang Mesir menggunakan lilin sejak tahun 3000 sm. Catatan lainnya memperlihatkanbahwa orang-orang Romawi sudah menggunakan lilin yg sumbunya berupa alang-alang pada abad I.
Di abad berikutnya orang mesir kuno membuat lilin dg cara menyelupkan sumbu serat yg dicelupkan ke dalam lemak cair yg didinginkan dan kembali dicelup sampai ketebalan tertentu. Namun, lilin itu belum sesempurna sekarang. Sering, ketika dinyalakan lilin mengeluarkan asap kehitaman, gas dan aroma tak sedap yg memauat mata pedih.

Penelitian tentang lilin terus berlanjut. Bahan yg tadinya dari lemak bersumbu digantikan dg malam lebah yg beraroma wangi. Puncaknya, pada abad ke XIX, Michel Eygene Chevreul, seorang ahli kimia dari Prancis berhasìl memisahkan glirerin lemak sehingga menghasilkan asam stearat, bahan penting untuk menghasilkan lilin bermutu baik. Selain stearat, ditemukan juga spermaceti dan parafin yg menjadi bahan baku utama lilin. Spermaceti terbuat dari lemak ikan paus. Kelebihannya, tidak menimbulkan bau pedas dan rasa pedih di mata saat lilin menyala. Selain itu, batang lilinnya tidak lembek dan tidak mudah bengkok.

Dalam perkembangannya, selain seperti cara orang Mesir di atas, ada pula pembuatan lilin yg lain. Yaitu dengan menggunakan mesin pencetak lilin. Mesin itu terdiri atas tangki logam yg dipanaskan kemudian didinginkan secara bergantian. Cara kerjanya, mula-mula disusupkan dari dasar cetakan, menembus lilin cair dalam cetakan. Setelah cetakannya dingin dan lilin mengeras, sumbunya dipotong. Dan jadilah lilin yg biasa kita gunakan untuk penghias kue ulang tahun, penerang saat mati lampu, atau penambah cantik meja makan malam sehingga jadi lebih romantis.

Jadi, mari sedia lilin sebelum gelap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar