Sekolah Berbasis TIK
Seiring dengan diterapkannya
kebijakan otonomi daerah, pengelolaan pendidikan pada tingkat sekolah juga
mengalami perubahan mendasar melalui gagasan penerapan pendekatan manajemen
berbasis sekolah (MBS) yang dianggap sebagai paradigma baru dalam pengoperasian
sekolah. Pendekatan ini memberi peran yang lebih luas kepada sekolah. Dengan
kata lain, pendekatan ini memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah
sehingga manajemen sekolah memiliki kewenangan yang lebih besar dalam mengelola
sekolahnya, sehingga sekolah lebih mandiri.
Untuk itu, MBS bertujuan untuk meningkatkan
semua kinerja sekolah (efektivitas, kualitas/mutu, efisiensi, inovasi, relevansi,
dan pemerataan serta akses pendidikan dalam rangka peningkatan mutu. Untuk mewujudkan
tujuan tersebut di atas, penerapan TIK perlu dipertimbangkan untuk membantu
pelaksanaan manajemen sekolah yang lebih efektif dan efisien. Ruud (2005) menunjuk
bahwa investasi TIK di sekolah-sekolah yang kemudian diikuti dengan sepuluh pengembangan
kompetensi guru dan siswa dalam bidang TIK dapat memperbaiki efektifitas
pengelolaan sekolah serta meningkatkan kinerja (performance) akademik tenaga kependidikan dan peserta didik.
Hal ini dapat dipahami karena
penerapan TIK di sekolah akan memberikan kontribusi langsung kepada peningkatan
proses manajemen dan administrasi, peluang untuk mengembangkan bahan ajar dan
belajar mandiri, motivator bagi siswa untuk mengembangkan kemampuannya, dan
sebagai alat untuk pengembangan profesi dan mekanisme inovasi dalam sistem
monitoring dan evaluasi proses dan hasil pembelajaran.
Uraian di atas menunjukkan bahwa
penerapan TIK di sekolah merupakan solusi yang paling tepat untuk menunjang
peningkatan mutu sekolah termasuk keberhasilan penerapan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan pencapaian standar nasional pendidikan (SNP). Dengan
pemanfaatan TIK, tenaga kependidikan dan stakeholders
lainnya dapat meningkatkan manajemen sekolah dan aliran informasi yang efisien
untuk mendukung pencapaian standar nasional pendidikan dan proses
desentralisasi pendidikan di Indonesia.
Akhir-akhir ini, banyak sekolah yang bersaing secara ketat untuk memasuki
era dunia pendidikan yang baru, yang mana pendidikan tidak hanya sebagai proses
pemanusiaan manusia yang dilaksanakan secara biasa.. Saat ini sekolah-sekolah
mencoba menerapkan unsur-unsur teknologi informasi dan komunikasi dalam
pelaksanaan pendidikannya, baik dalam segi pembelajaran maupun dalam segi
managemen pendidikan di sekolah tersebut.
Beberapa Komponen utama sekolah berbasis TIK setidaknya terdiri dari:
1.
Konten dan Kurikulum
2.
Proses Pembelajaran
3.
Sarana dan Prasarana
4.
Kompetensi SDM Sekolah
5.
Sistem Administrasi dan
Manajemen Sekolah
6.
Infrastruktur dan
Suprastruktur
Berikut merupakan penjelasan mengenai
komponen utama berbasis TIK :
1. Konten dan Kurikulum
Konten yang disampaikan dalam Smart School bukan lagi pengetahuan yang
terbatas pada pengetahuan kognitif, tetapi lebih dari itu juga disampaikan
pendidikan nilai. Strategi dalam peningkatan mutu pendidikan, salah satunya
dicoba dengan pendekatan baru yakni manajemen mutu pendidikan berbasis sekolah
(school based quality management). Konsep yang diluncurkan oleh Depdiknas ini
berpijak dari teori effective school dengan memfokuskan diri pada perbaikan
proses pendidikan.
2. Proses Pembelajaran
Pada Smart School ini sistem pembelajaran berupa student-centered dimana
siswa dituntut aktif untuk mengelaborasi informasi yang diperoleh serta secara
kreatif dan terampil mengasah kemampuan berkolaboratif dalam memecahkan
persoalan. Penerapkan metode “active learning” ini mengarah pada upaya
melibatkan semua siswa dalam seluruh proses belajar mengajar (partisipasi
aktif). Bahkan dalam topik tertentu, siswa diharapkan mampu menjadi guru bagi
teman-temannya. Siswa tidak hanya belajar dari guru dan buku tetapi juga dari
pemanfaatan komputer sebagai media pembelajaran untuk mencari sendiri informasi
yang mereka butuhkan. Selain metode active learning, siswa juga dapat merasa
senang pada saat belajar karena terciptanya suasana belajar yang
menyenangkan(joyful learning) sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa yang datang dari dalam diri pembelajar.
Metode joyful learning ini lebih menekanan pada pemberian:
Ø
Aspek visual (gambar, peta,
diagram, warna, simbol, alat peraga dan penulisan kata kunci),
Ø
Aspek auditif (variasi
suara, umpan balik secara lisan, pengulangan informasi penting atau kata kunci,
penggunaan sajak atau nyanyian), dan
Ø
Aspek kinestetik (peragaan
konsep, simulasi atau bermain peran, gerakan dan bahasa tubuh)
3. Sarana dan Prasarana
Dalam rangka terbentuknya sekolah yang berbasis Smart School yang
memiliki jaringan nasional maupun regional/internasional, maka sekolah yang
dipilih harus melengkapi dirinya dengan berbagai fasilitas sarana dan prasarana
baik ruang kelas, laboratorium, perpustakaan, buku pelajaran, peralatan peraga
pendidikan, serta sarana informasi, komunikasi, dan teknologi seperti komputer
dan fasilitas internet. Fasilitas TIK selain sebagai media komunikasi juga
merupakan sarana bagi warga sekolah untuk meningkatkan pengetahuan atau
wawasannya. Melalui internet setiap siswa dapat memperoleh berbagai informasi
atau bahan pembelajaran yang mutakhir. Dengan fasilitas TIK, Smart school akan
dapat mengembangkan program-program kerjasamanya, termasuk saling tukar gagasan
inovasi pembelajaran dan materi pembelajaran.
4. Kompetensi SDM Sekolah
Bangsa kita perlu terus mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber
daya manusianya agar mampu berperan dalam persaingan global, maka sebagai. Oleh
karena itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan kenyataan yang
harus dilakukan secara terencana, terarah, intensif, efektif dan efisien dalam
proses pembangunan. Oleh karena itu maka perlu kiranya dibentuknya
individu-individu yang berkualitas dengan memberikan pendidikan yang
berkualitas sejak dini. Kompetensi guru :
- Mengoperasikan komputer
- Menjalankan Learning Management System (LMS)
- Membuat bahan ajar multimedia (dibantu Tim Pengembang)
- Berperan sebagai Fasilitator dalam proses pembelajaran
- Memiliki sertifikasi TI
5. Sistem Administrasi dan Manajemen Sekolah
Suatu sistem pendidikan dapat dikatakan bermutu, jika proses
belajar-mengajar berlangsung secara menarik dan menantang sehingga peserta
didik dapat belajar sebanyak mungkin melalui proses belajar yang berkelanjutan.
Proses pendidikan yang bermutu akan membuahkan hasil pendidikan yang bermutu
dan relevan dengan pembangunan. Untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu dan
efisien perlu disusun dan dilaksanakan program-program pendidikan yang mampu
membelajarkan peserta didik secara berkelanjutan, karena dengan kualitas
pendidikan yang optimal, diharapkan akan dicapai keunggulan sumber daya manusia
yang dapat menguasai pengetahuan, keterampilan dan keahlian sesuai dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang.
Manajemen pendidikan itu terkait dengan manajemen peserta didik yang
isinya merupakan pengelolaan dan juga pelaksanaannya. Salah sat alat ukur mutu
pendidikan pada suatu sekolah dapat dilihat pada tingkat kinerja sekolah
tersebut. Kinerja sekolah adalah prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses
pendidikan di sekolah. Kinerja sekolah dapat diukur dari kualitasnya,
efektivitasnya, produktivitasnya, efisiensinya, dan inovasinya. Khusus yang
berkaitan dengan kualitas dapat dijelaskan bahwa output sekolah dikatakan
berkualitas tinggi jika prestasi sekolah, khususnya prestasi belajar peserta
didik, menunjukkan pencapaian yang tinggi dalam prestasi akademik.
6. Infrastruktur dan Suprastruktur
Sekolah yang mampu menginternalisasikan konteks ke dalam dirinya akan
membuat sekolah sebagai bagian dari konteks dan bukannya mengisolasi darinya.
Konteks meliputi kemajuan ipteks, nilai dan harapan masyarakat, dukungan
pemerintah, tuntutan globalisasi dan otonomi, tuntutan pengembangan diri, dan
sebagainya.
Untuk membentuk sekolah yang berbasis Smart School maka sekolah yang
ditunjuk harus memiliki kualitas baik pada bidang akademik dan maupun non
akademik. Mutu sekolah ini dipengaruhi oleh tingkat kesiapan (input) dan proses
belajar mengajar yang didukung dengan media-media pembelajaran yang dapat
memudahkan peserta didik untuk memahami materi pembelajaran. Media-media
pendidikan tersebut dapat berupa multimedia elektronika yang sarat dengan
animasi, dan juga dapat berfungsi sebagai alat peraga yang lebih aktual,
konkret, dan nyata, sehingga siswa akan lebih tertarik dan mudah dalam memahami
materi yang disampaikan.
Fasilitas Sekolah yang Berbasis TIK :
- Spesifikasi H/W dan S/W yang up to date
- Lab multimedia
- Jaringan komputer
- Akses Internet yang memadai
- Sistem Informasi Sekolah
- Website sekolah
- Learning Management System
- Sistem Informasi Akademis
- Sistem Administrasi Sekolah
- Bahan ajar berbasis multimedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar