Sejak memasuki usia kepala 2, kata "Pernikahan" memiliki daya tarik tersendiri bagi saya... Entah karena saya memang terobsesi menikah muda, atau mungkin memang hal ini merupakan hal yang wajar terjadi pada setiap perempuan yang memasuki usia seperti saya ini... Entahlahh.. Namun bagi saya, pernikahan merupakan sesuatu yang sangat menarik untuk dipelajari, untuk diamati, bahkan sangat sangat menarik untuk dialami *curcol*.. Apalagi setelah dalam dalam beberapa minggu terakhir ini dikomporin dengan bergugurannya undangan-undangan pernikahan dari kerabat, sahabat, hingga tetangga dekat.. Yaa.. Untuk saat ini hanya bisa mengamati dan mempelajari apa-apa yang terjadi saat momen sakral tersebut terjadi...
Dari beberapa pernikahan yang sempat diamati, saya dapat merekam beberapa momen dalam pernikahan yang menurut saya sungguh luar biasa.
1. Momen Siraman
Dalam pernikahan dengan adat Sunda yang sering saya amati, saya sangat suka dengan suasana saat siraman.. Apalagi saat momen itu diiringi oleh kecapi suling yang dapat membuat bulu kuduk berdiri.. Momen siraman ini umumnya dialami oleh calon pengantin perempuan sehari sebelum prosesi akad nikah.. Momen siraman yang meninggalkan kesan tersendiri bagi saya adalah momen siraman saat teteh kedua saya mengalaminya.. Mungkin karena terbawa suasana juga yah, jadi berasa dapet bangeet suasananya.. Dalam momen siraman teteh saya itu, ada beberapa adat yang harus dilewati. Yang pertama, teteh sungkem dulu sama bapa dan mamah, juga para Ua, mamang, dan bibi yang mau menyiram teteh *karena namanya siraman, yah jadi disiram yah? bukan dimandikan*.. Semuanya itu diiringi sama musik kecapi suling yang sungguh bikin merinding..Apalagi suasana haru saat melihat mamah, bapa, ua, mamang, bibi menangis terharu menerima permintaan maaf dan permohonan doa restu dari teteh.. Ahh.. Jadi ikutan nangis *ambil tisu*.. Setelah itu teteh disuapi minum, kemudian ditemani mamah dan bapa menuju kursi penyiraman..Lalu, satu persatu para tetua mulai menyiram teteh.. Saya sempat disuruh ikut menyiram teteh, tapi juru riasnya bilang "teu kenging anu teu acan nikah mah".. Woooo.. Apa-apaan ini? DISKRIMINASI!! Hahaha.. Setelah disirami, teteh kemudian digendong sama bapa, istilah Sundanya mah diais.. Haha.. Betapa lucunya melihat teteh yang kedinginan, digendong sama bapa.. Oh iya.. Untuk menuju tempat siraman itu disediakan kain sampig 7 motif yang digelarkan untuk dilewati oleh sang calon pengantin.. Udah gitu mah udah wehh.. Calon pengantinnya ganti baju *biar gak masuk angin*.. hihihi..
Ternyata, setelah beberapa saat lalu blogwalking, saya menemukan bahwa prosesi siraman itu ada beberapa tahapannya dari blog http://bidakaraweddingexpo.com/347/prosesi-adat-sunda-siraman-ngebakan/.. Katanya momen saat teteh sungkem ke mamah dan bapa itu dinamakan ngaras. Artinya ngaji rasa rumasa.. Yang mana calon pengantin meminta maaf dan memohon restu dari kedua orang tua.. Dibarengi dengan adat mencuci kaki kedua orang tua dengan maksud menunjukkan bakti seorang anak kepada kedua orang tuanya.
Kemudian kain samping 7 motif/ 7 lembar yang dilewati pengantin maksudnya agar dalam hari-hari selanjutnya yang akan dilalui pengantin selalu diberikan kesabaran, kesehatan, ketawakalan, ketabahan, keteguhan iman yang kuat dan senantiasa menjalankan agama.
Ahhh.. Sarat akan makna bukan??
Selain itu, bagi saya momen ini benar-benar momen antara anak perempuan dan orang tuanya yang terbaik.. Jujur, saya sempat merasa sangat cemburu saat bapa menggendong teteh setelah siraman dulu.. Seperti anak kecil yang berebut gendongan rasanya.. hihihi.. Tapi, sungguh saya dapat merasakan betapa sayangnya bapa dan mamah sama teteh.. Sayangnya orang tua yang akan melepas anak perempuan mereka yang selama sekian tahun dirawat dan dijaga dengan sepenuh hati untuk dijaga oleh suaminya.. Momen terakhir seorang anak perempuan dimanjakan dan memanjakan diri dengan orang tuanya.. Karena kelak setelah menikah, suami menjadi proiritas utama baginya..
2. Momen Tibanya Calon Pengantin Laki-laki ke Rumah Calon Pengantin Perempuan
Kalo di Betawi ada adat palang pintu dimana akan ada acara baas pantun dan pertarungan antar jawara, maka momen yang membekas dalam ingatan saya adalah momen dalam pernikahan yang pernah saya saksikan *entah pernikahan siapa.. Lupa sungguuuuhh* yang saat calon pengantin datang itu disambut dengan lantunan Shalawat Badar yang lagi-lagi membuat merinding menyaksikannnya.. Karena saat itu, sang calon pengantin perempuan yang tadinya gelisah menunggu calon suaminya menjadi semakin berdebar saat mendengar lantunan shalawat Badar yang dinyanyikan pertanda calon suaminya sudah tiba dan akan segera membacakan Ijb Kabul.. Makanya hingga sekarang tiap mendengar lantunan shalawat Badar apalagi dalam momen pernikaha selalu saja jadi deg-degan.. Apalagi saat ingat bahwa shalawat Badar itu adalah shalawat yang dilantunkan para Shahabat saat menyambut kedatangan Rasulullah yang hijrah ke Madinah.. Dapet bangeeettt khidmatnya.. :)
3. Momen Ijab Kabul
Dalam setiap pernikahan, acara utamanya yah ijab kabul.. Entah mengapa saya selalu penasaran saat momen ini terjadi.. Ikutan deg-degan rasanya tiap calon pengantin pria mulai proses ijab kabul.. hihihi.. suka aneh-aneh aja kalo mendengarkan cerita para pengantin pria selepas ijab kabul.. :)
Yaa itulah momen-momen pernikahan yang membuat saya semakin tertarik dengan pernikahan, semakin senang mengamati dan mengikuti proses2 adat dalam pernikahan.. Walaupun mungkin dalam waktu dekat ini belum berjodoh untuk mengalami momen-momen tersebut.. Tapi, suatu saat nanti PASTI akan mengalami.. Pada waktunya dan dengan jodohnya tentu saja.. Harapannya, saat siapapun melaksanakan adat-adat maupun rukun-rukun dalam prosesi pernikahan tidak hanya sekedar mengikuti aturan main saja.. Tetapi dapat menghayati makna-makna yang terkandung dalam aturan main tersebut.. Mungkin itu salah satu cara agar dapat mencapai label keluarga yang sakinah, penuh mawaddah dan rahmah.. Aamiinnnnn... ^___^