Senin, 10 Desember 2012

Tak ada alasan untuk berhenti dan kehilangan cita-cita

Sore ini kembali langit berbagi cintanya dengan bumi. Ya. Cinta lewat tetesan hujan. Dan langit juga membagi indahnya sore ini dengan seulas warna-warni pelangi yang tergambar diatara tetesan gerimis.. hoho.. ingat apa itu pelangi dan bagaimana proses terjadinya?
Yg kali ini ingin aku bagi bukan pelangi atau hujan. Tapi, aku ingin mambahas pelangi lain. Sejuta Pelangi-nya Mbak Oki Setiana Dewi atau sering dikenal dengan OSD.  Ini buku keduanya setelah Melukis Pelangi. Awalnya aku tertarik membaca buku ini karena yang menulisnya Mbak Oki. Jujur, awalnya meragukan isi dari buku Melukis Pelangi itu. Aku kira dia hanya seorang yang aji mumpung, ketika ia sukses menjadi pemain film (tau dong Mbak Oki kan pemeran Anna Althafunnisa dalam film Ketika Cinta Bertasbih-nya kang Abik), eh coba-coba jadi penulis dengan karya yg asal-asalan. Tapi ternyata, setelah membaca buku Melukis Pelangi itu sukses membuat aku tergila-gila dan mencari buku Sejuta Pelangi ini.
Well, review bukunya mungkin nanti menyusul. Karena yang ingin aku bahas kali ini adalah sebuah cerita yang tertulis di halaman 58 hingga 67. Cerita yang memiliki subjudul Khilaf itu sebenarnya sebuah cerita sederhana yang bahkan berulang kali menjadi cerita sentral dari beberapa judul film atau sinetron. Tapi, entah kenapa mbak Oki ini mampu membuat cerita sederhana itu menjadi “ngena” banget.
Ceritanya adalah tentang remaja yang mengalami sebuah cobaan dengan hamil diluar nikah, putus sekolah, lalu diceraikan begitu saja oleh sang suami. Namun dengan segenap kekuatannya ia mampu bangkit dari ketrpurukannya. Mengejar kembali cita-citanya yang tertunda karena kekhilafannya. Meneruskan sekolah, membangun bisnis, dan tetap menjalankan kewajibannya sebagai anak, kakak, dan ibu.
Dari cerita ini, ada beberapa paragraph yang aku garis bawahi.
“Betapa kasih sayang Allah tak pernah habis. Bahkan disaat kita terlalu sering melupakan-Nya. Banyak manusia yang memilih lebih menjauh dari Allah dalam keadaan sulit. Marah karena Allah memberinya musibah, keterpurukan, dan kesulitan besar. Lalu mereka menjauh dan semakin menjauh. Tetapi setelah itu, hidupnya malah semakin hancur karena tak pernah lagi punya kekuatan untuk bangkit, tak pernah lagi bermimipi, mati sebelum jasadnya mati, mati sebelum kehilangan nyawa, mati sebelum Izrail datang menemuinya.
Berbeda dengan orang-orang yang mau bangkit, mendekat kepada Rabb-Nya, berusaha memperbaiki kesalahan, menutup masa lalu, dan menghapus kekhilapan. Ia sadar bahwa Allah menegurnya agar tidak terpuruk selamanya, agar tak terus melakukan perbuatan dosa hingga akhir hayatnya. Mereka kembali menata hidup, berjalan diantara kebenaran, kembali bangkit, kembali bermimipi.
Ada sebuah riwayat yang menyatakan bahwa ketika Allah menciptakan manusia di bumi ini, Allah sertakan juga harapan dalam jiwanya agar manusia selalu bangkit dan tidak putus asa. Ketika Allah ciptakan masalah, Allah selalu menciptakan solusinya. Ketika Allah menciptakan duka, Allah juga sertakan suka. Ini sama seperti ketika Allah menciptakan neraka, Allah juga menyiapkan surga di akhirat sana. Tak ada alas an untuk berhenti dan kehilangan cita-cita.
… kekuatan besar memang terletak pada mereka yang berhasil terhindar dari kesulitan, dari keterpurukan dan kehancuran. Akan tetapi, kekuatan yang lebih besar justru terletak pada mereka yang bisa bangkit setelah kehancuran dan keterpurukan.”

Tak ada alasan untuk berhenti dan kehilangan cita-cita. Siapapun pasti pernah mengalami berada di titik terndah dalam kehidupan. Dalam cerita yang berbeda tentunya dari cerita yang diuraikan mbak Oki. Keluarga, persahabatan, ekonomi, prestasi, akademik, atau kesehatan. Semua mengalami pasang surut. Ada saat dimana kita berada dalam puncak gemilang, ada juga kalanya kita berada dalam posisi terndah. Tetapi, semua itu tidak pernah lepas dari skenario indah Allah yang telah diciptakan untuk kita.
Tinggal kita memilih jalan mana yang akan kita ambil seperti yang telah disebutkan oleh mbak Oki dalam bukunya. Memilih lebih menjauh dari Allah dalam keadaan sulit kemudian malah semakin hancur karena tak pernah lagi punya kekuatan untuk bangkit? Ataukah bangkit, mendekat kepada Rabb-Nya, berusaha memperbaiki kesalahan, menutup masa lalu, dan menghapus kekhilapan?
Aku memilih yang kedua yaa Allah. Memperbaiki kesalahan, menutup masa lalu, dan menghapus kekhilafan. Masih ada harapan dan kesempatan. Semoga aku bisa lebih baik yaa Rabb. Yaa muqanibal quluub, tsabit qalbiy ‘ala diinika wa ‘ala thaa’atika.
Semoga Allah selalu menjaga hati dan diri kita agar senantiasa berada dalam genggaman rahmat-Nya. Aamiin.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Slot Machines at Desert Sands Casino Resort - Las Vegas, NV
If you like 메리트 카지노 the casino action, you've got the best at desert sands 샌즈카지노 casino resort in Las Vegas, NV. The Desert Sands Hotel & Casino is where 카지노사이트 you'll find the

Posting Komentar

 
;